21st Century Teens #3

Lima tahun kini telah berlalu. Semua berubah. Arai, kembali mendatangi rumah pohon Pak Hinan. Sepi. Arai duduk termenung memandang langit senja. Dibukanya tas ransel hitam, lalu dikeluarkan sebuah buku Diary, dan sebaang pensil untuk menulis.
 
dokumen pribadi, Potret senja di belakang rumah.



“.............
Ku duduk termenung dengan segala rindu
Memandang senja yang tak lagi membiru
Terbayang wajah-wajah senyum
Dari sahabat tercintaku

Senja, yang dulu... terasa ramai
Rasanya, kita sedang memandang langit yang sama
Begitu juga sekuntum bunga anggrek
Indah dan mempesona saat bermekaran
Bunga-bunganya terhubung kuat

Dokumen pribadi, bunga anggrek yang sedang bermekaran
Kini, langit dengan kejora di malam purnama
Menambah haruku juga rinduku
Ku iri dengan para gemintang langit
Mereka semua menghias langit malam

Namun....
Bersama kadang tak mengobati rindu.
Perindu dan yang dirindu duduk berdampingan.
Namun sepi tetap tak mau pergi.
Aku dan Kau.....
Ibarat dedaunan kering terbawa angin

Kalian tahu,
Buku dapat meredam rindu
Kuingat dahulu, kita sering berkelana ke penjaja buku
Melihat kesana kemari sembari tersenyum
Lihatlah, “Sutra Ungu”
Buku, kini  mengingatkan padamu

Kalian tahu,
Perjalanan pulang dapat meredam rindu
Kuingatdahulu , kita kerap berjalan jauh
Memacu motormu atau motorku
“menurutmu bagaimana jika.....”
Perjalanan pulang kerap kali mengundang haru

Kalian tahu,
Menulis sajak dapat meredam rindu
Sebab aku sering tak paham denganmu
Bahasamu penuh dengan misteri
“segelas kopi pahit...”
Menulis sajak, kucoba memahamimu

Kalian tahu,
Bercanda dapat meredam rindu
Sebab setiap senyum tak terlihat beda
Senyumnya dan senyummu
“Teh Anget.....”
:)

Kalian tahu,
Kelelahan dapat meredam rindu
Kuingat senyum pasimu
Pandanganmu pandanganku semakin sayu
“.......”
Bukankah kita pernah tersayat bersama?

Waktu telah berlalu
Inikah kelanjutan....
Dari episodeku dan episodemu

Beberapa waktu lalu ku bersepeda
Menelusuri sudut-sudut kota
Mengunjungi tempat-tempat masa lalu

Seoalah kubertemu denganku
Tak kusangka aku bukan diriku yang dulu
sebab sahabatku telah menambah warna hidup

Aku pandang dirinya, diriku sedang bersenda gurau
Ku palingkan tubuh dan kuteruskan perjalanan
Ku berpesan pada diriku...
“Along the way, a lot of things are gonna happen...Live strong”
“You too, If you can’t defeat the despair... Just keep Walking”
“I know....”

Sahabatku, Aira, Faysy, Rozi, Alfi
Aku rindu
Semoga rinduku sampai padamu”

Adzan Maghrib berkumandang, Arai beranjak pergi dengan tangis di pipi. Sajaknya ia tinggal di lantai meja. Berharap pesan rindunya tersampaikan.

***

Seseorang memasuki rumah pohon, dibacanya sepotong kertas itu.




Dokumen pribadi, "KEEP WALKING"

Komentar