Berhentinya
seorang mukmin dari beraktivitas adalah kelalaian. Kekosongan adalah musuh yang
mematikan, dan kesenggangan adalah sebuah kemalasan. Dan, kebanyakan orang yang
selalu gundah dan hidup dalam kecemasan
adalah mereka yang terlalu banyak waktu senggangnya dan sedikit aktivitasnya.
Adapun manfaat yang mereka dapatkan dari semua itu adalah hanya sekedar desas-desus
dan omong kosong yang tak berguna. Itulah keuntungan yang juga diraih oleh
mereka yang tak pernah mengerjakan amalan yang bermakna dan berbuah pahala.
Oleh sebab itu,
hendaknya kamu senantiasa bergerak, bekerja, mencari, membaca al-Qur’an, bertasbih, menulis atau
mengunjungi sahabat. Gunakan waktu sebaik-baiknya, dan jangan ada satu menit
terbuang sia-sia! Ingat, sehati saja anda kosong tak bergerak, niscaya
kegundahan, keresahan godaan dan bisikan setan akan mudah menyelinap dalam
tubuh anda! Dan bila sudah demikian, maka anda akan menjadi lapangan permainan
para setan.
DR.’Aidh
al-Qarni dalam karya, “La Tahzan”.
Waktu tidak
dapat diganti
Waktu akan terus
berjalan, tanpa ada yang dapat menghentikannya. Waktu bagaikan air yang terus
mengalir menuju muara. Di mana setiap orang mempunyai “muaranya” masing-masing.
Pada “muara” itulah kehidupan seorang berakhir dan menemui ajalnya. Kita tidak
tahu waktu hidup kitaberakhir. Namun yang jelas setiap orang mempunyai jata
waktu yang berbeda-beda. Ada yang singkat, ada pula yang panjang, tergantung
jatah umur yang disediakan Tuhan kepadanya. Jatah waktu itu akan terus berlalu
tanpa peduli apakah diisi dengan aktivitas yang penting atau tidak.
Jika anda
membiarkan waktu berjalan tanpa melakukan aktivitas yang sesuai dengan misi
hidup, berarti anda telah menyia-nyiakan waktu anda. Anda tak dapat mengganti
waktu yang telah anda sia-siakan itu dengan waktu yang lain. Anda merugi karena
telah membiarkan salah satu modal kehidupan anda berlalu tanpa ada hasil untuk
anda dan masa depan anda. Biasanya yang timbul hanyalah penyesalan di kemudian
hari. Penyesalan yang tak ada gunanya, karena waktu tak dapat diganti oleh
apapun.
Waktu berlalu
tanpa terasa. Banyak orang yang merasa hidupnya sangat singkat. Masa kecil yang
sudah puluhan ditinggalkannya terasa seperti baru kemarin. Begitu pula masa
remaja dan masa dewasa berlalu amat cepat. Waktu memang melenakan. Ia membuat orang lupa bahwa
waktu terus berjalan menuju batasnya, dan ketika batas itu tiba tak dapat
seorang pun dapat mengundurkannya walau sedetik. Ketika itulah mungkin kita
barus menyadari bahwa waktu itu adalah sangat berharga. Namun ini adalah
kesadaran yang terlambat dan penyesalan yang tak ada gunanya. Karena itu, sejak
dini anda perlu menyadari bahwa waktu dapat membuat anda terlena dan
membiarkannya berlalu dengan sia-sia.
Waktu adalah
momen.
Waktu merupakan
kesempatan yang tidak akan terulang untuk kedua kalinya. Para pakar sejarah
memperkirakan, jika para pendiri Negara Indonesia tidak memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 mungkin sampai saat ini
bangsa Indonesia masih dijajah. Jika Amerika tidak membom atom Hiroshima dan
Nagasaki pada tanggal 15 Agustus 1945 mungkin Perang Dunia II akan berlangsung
lebih lama lagi. Dalam dunia bisnis dikenal waktu adalah uang. Maksudnya adalah
bahwa setiap peluang harus diambul dengan cepat. Kalau tidak, akan segera
diambil oleh pesaing. Begitu pula dalam dunia militer, penyerangan terhadaup
musuh harus diatur waktunya sedemikian rupa, sehingga hal it merupakan momen
yang tepat untuk memperoleh kemenangan. Kesempatan emas belum tentu terulang
kembali.
Kehidupan setiap
manusia juga terdiri dari momen-moen yang seharusnya tidak dibiarkan berlalu
begit saja. Ada orang yang menyia-nyiakan masa mudanya. Padahal masa muda
adalah momen untuk belajar. ada juga orang yang menyia-nyiakan bakatnya dengan
tetap bekerja di tempat yang tidak sesuai dengan bakatnya. Akhirnya, ia
menyia-nyiakan bakatnya yang sebetulnya dapat mengubah taraf hidupnya. Orang
yang mampu mengatur waktu seharusnya jeli memanfaatkan setiap momen dalam
hidupnya. Ia jeli mengambil setiap peluang yang ada dan menggunakannya untuk
keberhasilan hidupnya. Sebaliknya orang yang kurang mampu mengatur waktu akan
sering menyia-niakan momen dalam hidupnya, sehingga momen tersebut terbuag
percuma. Padahal ia merupakan kesempatan emas yang mungkin tidak akan terulang
lagi di waktu yang lain.
Satria Hadi Lubis
dalam karya, “Breaking The Time”.
Epilogue,
Seperti mereka
tunjukan padaku
Aku adalah
setitik cahaya,
Dari sekian
lampu sorot yag kalian pendarkan
Bimbinglah aku,
aku-kita,
dan semua kaum
muslim sekalian
biar kita menuju
tujuan yang sama
Bergeraklah,
Walau sekedar
menunjuk yang benar
Karena temanku pernah
berkata
“Bergeralkah
setahuku diam itu mematikan
Dan saatnya kita
mencapai impian kita”
#FA12
Komentar