DI PAGI BUTA, SEBELUM TIDUR.

***

Karena jodoh itu misteri, maka tak perlu takut menghadapinya. Ia tak akan menjauh bila dihindari, dan tak akan mendekat bila dicari. Namun seusia dini mungkin, kita harus sudah terbiasa meretas jalan-jalan mulus menuju pernikahan.

Artinya, di awal masa baligh, mulailah berpikir bahwa saya (sebagai laki-laki), segera akan menjadi seorang ayah, seorang kepala rumah tangga, seperti bapak saya. Apa yang bisa saya lakukan untuk menyiapkan diri kita?

Dan saya (bila seorang perempuan), akan segera menjadi ibu rumah tangga, seorang istri, dan seorang ibu dari anak-anak saya, seperti halnya ibu saya. Apa yang bisa saya persiapan untuk menghadapinya?

Apa itu berarti mengabaikan belajar dan pendidikan? Salah sama sekali. Itu seperti anak-anak muda yang bercita-cita menjadi presiden, bukan berarti ia duduk termenung memikirnya lalu lupa bahwa kewajibannya saat ini adalah belajar, belajar, dan belajar.

Silahkan belajar, tuntutlah ilmu setinggi langit. Tapi, gantungkan cita-cita di hati untuk menjadi calon suami dan calon istri yang terbaik bagi pasangan kelak. Bangun rasa percaya diri dan siapkan segala sesuatu semenjak sekarang. Menikah, menjadi tak ubahnya waktu berperang yang jauh-jauh hari sudah harus dipikirkan dan direncanakan sematang-matangnya. Saat waktu berperang itu tiba, segala sesuatunya sudah siap seutuh-utuhnya. Maka kapan pun waktu menikah itu tiba, kamu harus sudah siap menghadapinya, selama nikah itu sesuai aturan Alloh dan Rosul-Nya. Di usia berapapun. Tentu!


Ustadz Abu Umar Basyier, diambil dari majalah elfata edisi ke-6, volume 10 2010

Komentar