Dini Hari

Artikel ini ditulis di pagi hari dimulai jam 3.26 WIB pagi hari, mari kita lihat apa yang bisa saya buat di pagi buta ini setelah semalaman begadang, untungnya tidak menjadi zombie.

Barang kali, sahabat bertanya foto apakah diatas? Itu adalah foto ruangan K1 JUTAP yang menjadi langganan Mahasiswa Arsitektur untuk menjadi tempat menimba ilmu. Sore hari, ketika satu per satu teman-teman keluar, kini di depanku tergeletak kursi-kursi yang menjadi saksi bisu atas semua kejadian-kejadian di tempat ini. Apakah, apakah tempat ini bisa kujadian tempat melompat setinggi-tingginya, setelah bertahun-tahun hanya merangkak maju, tak memanfaatkan semua kesempatan yang ada. Kesempatan memang tidak pernah dapat diprediksi. Ia bisa datang kapan saja, siap atau tidak siap. Satu hal yang bisa diprediksi, kesempatan yang datang dan telah terlewat tak akan bisa dikejar lagi. Ibarat seorang pelari yang terlambat lima menit, maka ia telah menjadi pelari yang terlambat di hari itu.

Di sini, di tempat ini, sebuah tempat yang tak pernah ku bayangkan dahulu seperti apa, kini berada dihadapanku, tepat di pelupuk mata. Masih teringat jelas dibenakku, bahwa niat utama menyesatkanku di tempat yang menyenangkan ini tak lain dan tak bukan adalah . . . , baik aku lebih suka bermain teka-teki. Ia adalah “Teh Anget”. Haha, J.

Setelah beberapa lama berkelana dalam pencarian makna kehidupan, tiba akhirnya untuk menentukan sikap. Kupersingkat sajalah, sudah tidak bisa berpikir jernih.

Sudah kuputuskan, aku ingin menjadi arsitek, yang memiliki biro sendiri, sehingga aku dapat memilah dan memilih pekerjaan yang baik, halal, dan thoyib. Kedua, untuk merealisasikan “teh anget”, aku juga ingin membuka perusahaan maket, bersama kawan-kawan. Semoga dengan memberanikan diri untuk menulis artikel ini, menjadi pengingatku ketika aku terpuruk atau datang kemalasan.
Mohon do’anya. :D

Selesai, dengan tidak jelas 03.46 WIB.


Alhamdulillah
#epilog
Mari bro,
Saatnya kita menjadi “Real-Man”
Menjadi pria yang memang pria seharusnya
Menjadi pemuda yang memang pemuda seharusnya
Menjadi muslim yang memang muslim seharusnya
Semoga kita bisa pulang ke kampung halaman bersama
Bersamamu, bersamaku, bersamanya

Bersama seluruh keluarga

Komentar