My Memmories

Iseng-iseng ah, mau cerita-cerita tentang masa-masa kecilku,kira-kira masih ingat banyak ndak ya? Bismillah..

Pada tanggal 19 September 1993 lahirlah seorang manusia yang dinamai Adnan Rifai. Katanya Ibuku sih dulu aku sulit keluar pas melahirkan, hampir 2 hari lamanya ketika melahirkan. Katanya sih, tapi aku juga tidak ingat. Karena kebanyakan tersentuh tangan bidan jadinya kepala ane bagian belakang agak gepeng, makanya rambutku tak biarin panjang. Dari perut ibuku sampai umur sekitar 4 tahun aku tidak ingat apa-apa. TIDAKKKK, aku amnesia.

Pada umur 4 tahunan itu, Bapak ku ditugaskan ke Amerika, karena beliau bisa bahasa Inggris. Karena dulu belum banyak yang bisa bahasa inggris jadi bapakku sering keluar negeri, tapi sekarang sudah tidak sudah banyak yang bisa sih. Ah jadi malu aku malah belum bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar(koyo bu darsih wae), malah cerita Bapak ku. Lanjut, ketika Bapak kee Amerika, nah saat itu pula aku sudah dipaksa Ibuku untuk belajar, belajar membaca, berhitung, dan sebagainya. Bayangkan umuran 4 tahun bro, tapi aku sih fine-fine aja. Ya karena dulu senang belajar, hehehe. Ya tapi kan terkadang juga malas, tapi tetep aja dipaksa belajar. Pokoknya harus belajar sebelum main. Anda tagu efeknya? Luar biasa, aku sudah bisa membaca, menghitung uang kembalian ketika jajan, sampai-sampai penjualnya juga kaget kok udah bisa ya. Selain itu, aku sering iseng sama masku sepupu, dulu dia saya tantang berhitung cepat. Hasilnya, sayalah pemenangnya, hahahaha, padahal dulu masku dah kelas satu SD. Luar Biasa, Thanks Mom.

Sepulang Bapakku dari Amerika, pas waktunya giliran adekku, ternyata Bapak tidak tega bila melihatnya, jadinya ya di ujo. Terus entah kenapa dulu, aku hanya punya teman sedikit, tak semuanya menerimaku tak tahu pula alasannya, entahlah. Jadinya sekarang bagaimana caranya agar punya banyak teman.

Aku masuk TK umur 5 tahun. Seperi biasanya, menyanyi menggambar, bermain dan sebagainya. Hanya seperti itu ya bosanlah, aku dah bisa baca tulis, sudah bisa menghitung, ngapain nglakui kayak gitu, kayak anak TK saja. akhirnya aku meminta ibukku untuk berhenti, “Buk aku jeleh, mung nyanyi-nyanyi terus.”. Akhirnya aku berhenti TK.

_Bersambung_

Komentar