Garingkah? hehe

Karena dari dulu aku ngepost yang serius-serius, pengen deh ngepost yang tak berbobot tapi minimal membuat orang tersenyum dan maksimal membuat orang tertawa seperti buto cakil. (huuuuhhhahahhuhhuuuuhahahauhhuuhuhhhhahahahuhuhuhahuhu....,dan seterusnya) woke, langsung saja, mau share nih. Kata orang, lelucon garings sangat menyebalkan dan tidak ada kesan untuk tertawa. Ibarat seorang bos yang selalu serius tiba-tiba ndagel (nglucu) tapi masih sangat kaku dan terpaksa deh sang anak buah harus tersenyum paksa layaknya, nggaringke untu sing mambu jengkol.

Tapi sadar nggak sih teman, bahwa di balik lelucon garing terimpan kekuatan tertawa yang sangat besar. Enggak tau kenapa, usut punya usut deh. Nek menurut pengalaman, keluarnya kekuatan itu disebabkan karena ekspresi wajah sang pemberi lelucon yang malu-malu gimana takut leluconnya garing (ngampet ngguyu, kelingan wajah seseorang), dan pula melihat ekspresi orang yang terpaksa tersenyum mendengar lelucon garing seseorang. Contoh:

Pak guru : lha kalo DPR seperti itu, jenenge THETHEKBENGEK (mbuh artine opo).

Panpan : ( bicara dengan teman sebelahnya yang niatnya nglucu) nek THETHEK e gelem, nek BENGEK e emoh”

Bimbim hanya senyum terpaksa karena dia tahu bahwa si Panpan sedang nglucu.

Aku : Huahahahahauahuahuahuah. (tertawa terbahak-bahak)

Sekilas contoh di atas terbukti benar dan pengalaman nyata bukan HOAX, tapi sori kalo jadi garing jika ditulis. Nah kemudian contoh lain, “The Hidden Power of Lelucon Garings”. Pada suatu hari temanku pinjem buku di perpus sekolah. Nek dilihat dari sampulnya, meyakinkan banget kalo isinya lucu. Tapi, beeeehh, isinya guuuaring banget. Namun entah kenapa setelah dibaca bersama lucunya minta ampun. Contoh:

“Seekor anak kambing keluar dari kandang kemudian masuk keruang jakal.”

ALL : “Hanjuk? Wakakakakakakakak ra mutu we didol bukune”

Contoh lagi:

“ Ada dua buah bom. Kedua bom itu saling bercanda, kemudian tertawa dan meledak.”

ALL :” Maksutnya apa sih? Hauahuahahhahahahahah, kalo cuman ginian semua orang bisa buat buku ini”

Lagi nih:

“ seorang profesor tangannya terjepit pintu kemudian tangannya memar”

ALL :”ra mutu, huauuahauahuah wakakakakwkaka xxixakajkeh”

Masih satu lagi:

Bambang :”apakah kamu mendengar cerita yang lucu?”

Bumbung:”tidak”

Bambang:”aku juga tidak”

ALL :”ahahahahhahaha, sumpah ni buku garingnya minta ampun, tapi ko ada yang beli”

Fiuh, sekian deh, semoga ketika ditulis ulang tidak garing. Jangan sampai seperti lelucon selingan di sinetron Putri Yang Ditukar, yang diperankan surti pembantu Wijaya sumpah guuuaaaring abis. So, percayalah bahwa lelucon garing selamanya tidak selalu garing.

Komentar