Menghadapi Suatu Kemungkaran

Wahai sahabatku, di dalam hidup ini yang sangat indah ini, walau dalam keadaan sempit dan lapang. Hidup dalam penuh misteri, entah apa yang terjadi di hari esok dan nanti. Dan di masa lalu yang penuh dengan hikmah dan pelajaran yang berarti.
Wahai sobat, di dunia ini tak semuanya yang kita temui adalah hal-hal yang baik. Tak semuanya pula adalah hal-hal yang kita inginkan. Pernahkah kalian menemui suatu kemungkaran? Pernah? Bagaimana sikap kalian? Apakah langsung turun tangan? Menasehati? Ataukah hanya ngrasani? Ataukah cuek saja? Simak haditz berikut ini!

Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : “Barang siapa di antaramu melihat kemungkaran, hendaklah ia merubahnya (mencegahnya) dengan tangannya (kekuasaannya) ; jika ia tak sanggup, maka dengan lidahnya (menasihatinya) ; dan jika tak sanggup juga, maka dengan hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju) , dan demikian itu adalah selemah-lemah iman”. [Muslim no. 49]

Mari kita bahas yuk. Dengan tangan atau kekuasaannya makusdnya apabila kita menemui suatu kemungkaran kita dapt langsung urun tangan dan mencegahnya agar tidak terjadi kemungkaran yang lebih buruk, atau dengan kekuasaan atau jabatan kita. Misal Ngatimin adalah ketua Osis SMA 100, dia melihat ada yang memasang sesajen di sekolahnya. Sebagai ketua osis dia bertindak dengan memberitahu pihak sekolah dan bertanya apa maksud dari sesajen itu. Dan tingkatan ini adalah tingkatan yang paling tinggi.

Apabila belum sanggup, maka dengan lidah atau nasiahat. Maksudnya bila kita menemui suatu kemungkaran, hendaknya kita menasehati mereka dengan pelan-pelan bahwa hal tersebut adalah suatu kemungkaran. Bisa dimulai dengan orang-orang yang menurut kita sudah paham atau orang yang menjadi pimpinan mereka. Atau dengan membuat suatu forum yang membahas hal itu sehingga paling tidak orang-orang didekat kita tidak turut melakukannya dan juga dapat pula membentuk suatu pengajian.

Dan apa bila belum sanggup juga dengan hatimu. Maksudnya di dalam ada perasaan gelisah tidak enak dengan kemungkaran itu. Dan kita tahu kalau itu memang suatu kemungkaran, setidaknya berusaha untuk menghindarinya. Itu adalah selemah-lemahnya iman.

Komentar

ratri abdatush mengatakan…
ngatimin dan sajen

wah wah
contoh yg bagus :p

nice post dek!
gendonracun mengatakan…
sip..matur nuwun hehe...karang ajaran e pak yanto mbak...ngatimin hehe